Aliran Khawarij muncul pada masa tabiin. Mereka kelompok besar yang
terdiri atas ribuan muslim, kebanyakan berasal dari para penghapal Alquran dan yang berlebihan dalam ibadah, salat ataupun puasa. Mereka menyatakan bahwa semua sahabat dan orang-orang yang tidak mengikuti mereka sudah keluar dari Islam (murtad), kafir, dan wajib diperangi. Praktik mengafirkan (takfîr) sesama muslim dan mengangkat senjata untuk menghadapi pusat otoritas Islam, yaitu kekhalifahan, merupakan dan akan terus menjadi ciri khas kelompok Khawarij pada masa lalu dan kini.
Al-Bukhârî dalam Shahîh-nya menyebutkan orang-orang yang menerapkan
ayat-ayat Alquran secara tidak benar, misalnya ayat yang diturunkan mengenai orang-orang kafir, terhadap orang-orang Islam yang berbeda pendapat dengan mereka. Ibn ‘Umar memandang mereka sebagai makhluk Tuhan yang PALING BURUK, dengan mengatakan: Sesungguhnya mereka memberlakukan ayat yang diturunkan mengenai orang-orang kafir terhadap orang-orang beriman.
Pada masa sekarang, pemberontakan bersenjata dan praktik mengafirkan
orang Islam telah terjadi di wilayah Arab bagian timur laut pada
peralihan abad ke-19 seperti yang ditulis oleh para cendekiawan Islam: Istilah Khawarij berlaku bagi kelompok yang bersimpang jalan dengan orang-orang Islam dan menganggap mereka sebagai orang-orang kafir, seperti yang terjadi pada zaman sekarang ini dengan para pengikut Ibn ‘Abd al-Wahhâb yang muncul di Najd dan menyerang dua tempat suci umat Islam.
Al-Shawî mengatakan: Kelompok Khawarij telah menghapus penafsiran
Alquran dan sunah, sehingga mereka menganggap halal membunuh dan merampas harta seorang muslim seperti yang bisa disaksikan pada masa modern ini pada sebuah aliran di Hijaz yang menamakan diri kelompok Wahabi. Kedua kutipan tersebut bukanlah hal baru. Kategorisasi Wahabi sebagai kelompok Khawarij telah menjadi tema dominan yang sering dibicarakan dalam heresiografi (ilmu kebid'ahan) Suni selama 200 tahun terakhir.
Belakangan ini, beberapa ulama mengritik aliran Wahabi atau “salafî”
sebagai kelompok yang secara politik tidak benar. Praktik mengafirkan menjadi ciri utama yang bisa dikenali dari kelompok neo-Khawarij pada masa modern ini. Mereka kelompok yang senang menghantam orang-orang Islam dengan tudingan kafir, bidah, syirik, dan haram, tanpa bukti atau pembenaran selain dari hawa nafsu mereka sendiri, dan tanpa memberikan solusi selain dari sikap tertutup dan kekerasan terhadap siapa pun yang berbeda pendapat dengan mereka.
Mereka sama sekali tidak ragu-ragu menjatuhkan hukuman mati terhadap
orang-orang yang mereka tuduh kafir, sehingga mereka benar-benar telah meremehkan kesucian jiwa dan kehormatan saudara-saudara mereka sendiri. Imam al-Nawawî berkata, “Orang-orang ekstrem merupakan kelompok fanatik yang sudah melampaui batas, dalam ucapan maupun perbuatan,” dan “keras pendirian.” Melakukan praktik takfîr terhadap sesama muslim merupakan ciri kelompok Khawarij, entah mereka menyebut diri sebagai kelompok “salafi”, Syiah, atau sufi.
Adalah sangat menyedihkan melihat orang-orang Islam dewasa ini yang memanggil saudaranya sendiri dengan ucapan, “Hai kafir!” ‘Abd
Allâh ibn ‘Umar meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: Barang siapa
berkata kepada saudaranya, “Hai orang kafir!” maka salah satunya pasti kafir. Baik itu kalau perkataannya benar, atau kalaupun tidak, maka julukan itu kembali kepada si penuduh. Jika saudaranya itu bukan orang kafir, maka tuduhan itu akan berbalik ke si pengucap.
Ironisnya, para Khawarij muda (Wahabi) dan para pemimpin mereka sering kali memelihara hubungan baik dengan orang-orang nonmuslim sementara mereka tidak merasa risih menuduh sesama muslim sebagai orang kafir dan musuh mereka. Mereka menyibukkan diri dengan mengecam bahwa orang lain akan masuk neraka, termasuk orang-orang Islam sendiri. Yasîr ibn ‘Amr meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada Sahl ibn Hunayf: Apakah kamu mendengar Rasulullah menyebutkan tentang kelompok Khawarij?” Ia menjawab, “Aku mendengar beliau berkata (sambil menunjukkan jarinya ke arah timur) bahwa mereka adalah orang-orang yang membaca Alquran, tetapi bacaannya hanya sampai di tenggorokan mereka. Mereka akan melesat keluar dari
agama seperti anak panah yang menembus sasarannya.”
Maksudnya mereka lepas dengan sangat cepat dari agamanya, sehingga
mereka tidak memahaminya sama sekali. Gambaran tentang kelompok Khawarij ini (yang muncul pada masa tabiin) dinyatakan juga dalam hadis yang menggambarkan tentang kelompok Khawarij pada akhir zaman. Nabi bersabda: Akan muncul di akhir zaman sekelompok anak muda yang mempunyai mimpi aneh.
Mereka akan berbicara dengan kata-kata yang dikutip dari ciptaan Tuhan paling baik (yaitu Alquran dan hadis Nabi). Iman mereka hanya sampai di tenggorokan, dan mereka akan melesat keluar dari agama seperti anak panah yang menembus sasarannya. Nabi saw. mengatakan bahwa pada akhir zaman akan muncul sebuah kelompok anak muda yang memiliki mimpi yang konyol.
Penggambaran mereka sebagai orang yang baru tumbuh gigi menunjukkan
bahwa mereka masih sangat muda, karena gigi geraham terakhir akan tumbuh sekitar usia 10 hingga 12 tahun, dan empat gigi terakhir pada kedua rahang baru muncul pada usia belasan yang paling akhir. Anak-anak yang masih sangat belia itu dicuci otaknya dengan qawl al-zûr, melalui media, televisi, buku, dan indoktrinasi budaya, nasional, atau keagamaan.
Nabi saw. mengatakan bahwa mereka memiliki impian gila, cita-cita
konyol, dan imajinasi khayal (sufahâ’ al-ahlâm), yang artinya mereka
memiliki pikiran yang kacau dan tidak berpemahaman. Meskipun kadar
intelektualitas mereka rendah, mereka selalu mengutip perkataan Nabi dan ayat-ayat Alquran. Orang kagum dengan perkataan mereka karena mereka mengutip Alquran dan hadis dalam segala hal. Di internet mereka bertingkah seperti ulama, yang sibuk dengan kutipan-kutipan ayat Alquran dan hadis, sebagai sarana untuk menyebarluaskan
impian dan aspirasi mereka, seperti pembentukan masyarakat utopis, atau negara Islam versi mereka. Ketika dunia sudah semakin rusak, anak-anak muda yang bodoh ini akan muncul dan berbicara tentang Islam.
Namun, mereka tidak bijak, cerdas, ataupun mukmin yang baik. Nabi saw. menegaskan, “Iman mereka hanya sampai di tenggorokan (maksudnya tak beriman sama sekali), dan mereka melesat keluar dari agama seperti anak panah yang menembus sasarannya.” Inilah yang kita saksikan sekarang. Anak-anak muda itu membaca Alquran dan menyodorkan hadis sebagai bukti mimpi dan angan-angan mereka, tetapi hal tersebut mereka lakukan dengan cara yang keliru, sehingga mereka menerapkan hukum tentang suatu persoalan tanpa pengetahuan yang memadai tentang persoalan itu.
Mereka mencampuradukkan berbagai hal menurut selera mereka, asalkan
sesuai dengan kepentingan mereka. Bahkan, mereka tidak memiliki latar belakang ilmu-ilmu keislaman sedikit pun, dan mereka menggunakan ayat-ayat Alquran mengenai orang-orang kafir keluar dari konteksnya, dan menerapkannya kepada orang-orang Islam. Seperti yang disebutkan sebelumnya, orang-orang Khawarij tidak terbatas pada masa tertentu, tetapi merupakan karakter yang melekat pada kelompok atau orang yang keluar dari batas-batas agama, dengan menuduh orang Islam sebagai kafir.
Inilah metode yang dikembangkan oleh kelompok Khawarij, dulu dan kini, dan kemunculan anak-anak muda Khawarij yang menyesatkan itu telah disinggung 1400 tahun yang lalu oleh Nabi Muhammad saw. Kelompok Khawarij dewasa ini terdiri dari para pengikut aliran Wahabi atau “Salafi”. Mereka sangat aktif menyebarluaskan kepalsuan ajaran mereka dengan propaganda besar-besaran, melalui ceramah di masjid, internet, televisi, atau penyebarluasan video, koran, buku, majalah, dan brosur. Sementara itu, mereka menekan dan menyembunyikan kebenaran ajaran-ajaran Islam klasik yang menjadi arus utama umat Islam, dan berkomplot untuk membungkam siapa pun yang menentang sikap ekstrem mereka.
Mereka mewarisi sikap yang tidak toleran, dan sering kali kekerasan,
seperti yang terlihat dari kasus kelompok Khawarij pada masa lalu yang melakukan pembunuhan terhadap orang-orang Islam dan orang-orang tak berdosa yang tidak sependapat dengan keyakinan mereka, serta melakukan propaganda gelap di berbagai negara padahal mereka tidak punya hak untuk melakukan semacam itu. Anak-anak muda di seluruh dunia dicuci otaknya melalui qawl al-zûr.
Mereka menerapkan ayat Alquran dan hadis dengan cara yang keliru, dan selalu mengejar impian mereka yang penuh khayal. Nabi saw. menggambarkan mereka secara tepat, dan meramalkan bahwa mereka akan muncul di akhir zaman. Dan fenomena itu kini tengah terjadi. Hudzayfah meriwayatkan: Nabi saw. menjawab [pertanyaan yang diajukan kepada beliau], “Akan muncul sekelompok orang yang akan membawa orang lain ke jalan yang berbeda dengan jalanku. Kalian akan melihat kebaikan dan keburukan dalam diri mereka.”
Aku bertanya, “Akankah keburukan datang kembali setelah kebaikan?” Nabi menjawab, “Beberapa orang akan berdiri dan menyeru di pintu-pintu neraka. Barang siapa mengikuti seruan mereka, mereka akan melemparkannya ke dalam neraka.” Aku berkata, “Ya Rasulullah, berikanlah kepada kami gambaran mereka.” Beliau berkata, “Mereka memiliki warna kulit yang sama dengan kita, dan berbicara dengan bahasa kita.” Aku bertanya, “Apa yang baginda sarankan
untukku sekiranya aku hidup dalam kondisi seperti itu?” Beliau berkata, “Kamu harus bergabung dengan jemaah Islam dan mengikuti pemimpinnya.”
Aku bertanya, “Bagaimana jika tidak ada jemaah Islam maupun pemimpin
Islam?” Beliau berkata, “Menyingkirlah dari semua aliran yang ada,
meskipun jika kamu harus makan akar tanaman hingga kematian menjemputmu dalam kondisi seperti itu.”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Wahhabi Khawarij Moden"